top of page

Best Practice Pendekar VR #1:Daniel Dwimawan, S. Pd. K, SMPN 1 Bobotsari


Rasa penasaran adalah hal yang pertama kali membawa Daniel Dwimawan, S. Pd. K. untuk berpartisipasi di bidang pendidikan teknologi (EdTech) sebagai Pendekar VR (Virtual Reality). Sebagai pendidik di SMP Negeri 1 Bobotsari, Daniel Dwimawan, S. Pd. K. percaya inovasi teknologi VR, MilleaLab, memiliki keunggulan dalam menyediakan implikasi realistis bagi peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Daniel Dwimawan, S. Pd. K., “Jikalau pembelajaran hanya mengandalkan teks dan gambar, para peserta didik pastinya mengalami kesulitan dalam menggambarkan kondisi masa lalu.”


Keunggulan MilleaLab sebagai platform pendidikan masa kini termanfaatkan oleh Daniel Dwimawan, S. Pd. K. dalam proses pembelajaran di ruang kelas. “Contoh praktik yang saya terapkan adalah pendidikan dengan materi bela negara dan MilleaLab Viewer sudah menyediakan materi pertempuran Surabaya,” ucap Daniel Dwimawan, S. Pd. K. “Dalam konten tersebut pun sudah ada penjelasannya sehingga peserta didik dapat merasakan pengalaman hadir pada masa (lalu) itu sekaligus mengenang jasa para pahlawan kita,” lanjut Daniel Dwimawan, S. Pd. K.


Selain itu, MilleaLab dapat memberikan lingkungan virtual yang realistis nan interaktif secara 3D bagi para peserta didik. Daniel Dwimawan, S. Pd. K. menegaskan, “Saya membuat konten pembelajaran melalui MilleaLab Creator untuk bahasa Jawa kelas 8, dan itu saya bisa masukkan video beserta audionya. Menariknya, peserta didik dapat berpindah dari satu titik ke titik lainnya untuk eksplorasi berkat fitur stand-point.” MilleaLab menghasilkan kebahagiaan serta motivasi bagi pendidik dan peserta didik dalam praktik belajar mengajar di ruang kelas.


“Saya bisa melihat peserta didik saya sangat berantusias dalam pembelajaran. Bahkan, terkadang ketika pembelajaran sudah selesai, mereka masih ingin belajar karena senang,” ucap Daniel Dwimawan, S. Pd. K.. MilleaLab seolah-olah memenuhi semua kriteria pembelajaran dengan menembus segala aspek yang membatasi tujuan dari pendidikan. Daniel Dwimawan, S. Pd. K. melanjutkan, “Kurikulum merdeka sangat identik dengan pembelajaran berdiferensiasi ya. Nah, MilleaLab memenuhi semua kebutuhan peserta didik dalam belajar, gaya belajar auditory bisa, audiovisual bisa, kinestetik juga bisa.”


Motivasi Daniel Dwimawan, S. Pd. K. dalam pembelajaran yang terlaksana secara berkelanjutan ini datang dari kesadarannya akan pentingnya teknologi VR di masa mendatang. Daniel Dwimawan, S. Pd. K. menyampaikan, “Kita membutuhkan peran kita sebagai pendidik untuk berbagi karena peserta didik harus tahu bahwa VR adalah yang akan mereka hadapi kedepannya.” Keunggulan MilleaLab dalam memberikan kemudahan serta kebahagiaan bagi dunia pendidikan tentunya harus tersebar hingga ke berbagai kalangan. Setidaknya itu yang Daniel Dwimawan, S. Pd. K. harapkan sebagai seorang pendidik.


“Peran kita dalam membagikan ilmu pengetahuan melalui teknologi VR diharapkan bisa terjangkau ke semua orang,” ucap Daniel Dwimawan, S. Pd. K. Tentunya semua orang dari berbagai kalangan dapat menggunakan MilleaLab karena aplikasinya yang terbilang ringan dari segi kapasitas penyimpanan ruang pada gadget yang kita gunakan. Tentunya, demi mencapai tujuan tersebut, diperlukan kolaborasi serta partisipasi dari semua unsur pendidikan termasuk para pendidik. Daniel Dwimawan, S. Pd. K. menginisiasi langkah tersebut dengan mengatakan, “Kami masih dan akan terus mengupayakan perencanaan berbagi tentang teknologi Virtual Reality kepada rekan-rekan pendidik di sekolah dan (pemerintah) kabupaten.”

Comments


bottom of page