Perkenalan I Komang Deny Supanji, S. Pd., dan I Wayan Sudiatmika, S. Pd. dengan MilleaLab dan Pendekar VR menuntun keduanya berkolaborasi dalam praktik belajar-mengajar yang menyenangkan. Mereka mengenal MilleaLab dan Pendekar VR lewat media sosial. I Wayan Sudiatmika, S. Pd., menyampaikan, “Saya kenal lebih lanjut ketika ikut kegiatan yang dilaksanakan Kemendikbud dan Kominfo berjudul Adopsi Teknologi Digital di Sektor Pendidikan.”
Bagaimanapun kegiatan pelatihanlah yang menunjang para pendidik dalam upaya intens mengenali MilleaLab dan Pendekar VR lebih jauh. Di lain sisi, rasa penasaranlah yang memotivasi I Komang Deny Supanji, S. Pd. menjadi pendidik yang mengandalkan teknologi Virtual Reality (VR). “Beliau-beliau yang memposting kegiatan belajar mengajar dengan konten VR membuat saya, selaku guru TI, berpikir kok bisa ya membuat konten di VR dan dipakai di pembelajaran di kelas. Padahal, setau saya itu sulit dan tidak bisa dibuat dengan waktu yang sebentar,” ucap I Komang Deny Supanji, S. Pd.
Hal tersebut tentunya bersinggungan dengan karakteristik MilleaLab, yakni, mudah dan imersif. Dengan memaparkan lingkungan virtual mutakhir, MilleaLab mampu menggerakan rasa penasaran sehingga menciptakan niat positif untuk mengembangkan SMK Negeri 1 Denpasar tempat mereka bekerja. Keduanya meyakini bahwa MilleaLab sangatlah relevan memberi solusi praktis untuk praktik pendidikan di lingkungan sekolah.
MilleaLab adalah platform teknologi pendidikan (EdTech) yang mengandalkan VR untuk membuat konten pembelajaran 3D. Sementara itu, Pendekar VR merupakan program yang menampung para pendidik untuk mengembangkan diri dalam membuat konten VR dengan aplikasi MilleaLab. I Komang Deny Supanji, S. Pd., melanjutkan, “Notabenenya SMKN 1 Denpasar adalah sekolah teknologi, itu yang menjadi pemicu saya dalam menerapkan teknologi VR agar peserta didik saya dapat tahu mengenai perkembangan teknologi VR.”
Kemudahan dan kecanggihan MilleaLab pun mengarahkan I Komang Deny Supanji, S. Pd. dan I Wayan Sudiatmika, S. Pd. pada praktik belajar mengajar dengan selipan karakteristik lokal, utamanya lokasi dan budaya. “Kalau saya gali lagi konten VR yang saya buat, kearifan lokalnya lebih ke lokasi seperti pantai dan pegunungan,” ucap I Wayan Sudiatmika, S. Pd. “Mungkin kearifan lokalnya museum ya, saya kaitkan dengan materi desain grafis karena di Bali juga ada banyak museum-museum tradisional gitu,” jelas I Komang Deny Supanji, S. Pd.
Oleh sebab penerapan aplikasi MilleaLab pada kegiatan belajar mengajar, I Komang Deny Supanji, S. Pd. dan I Wayan Sudiatmika, S. Pd. kian mendatangkan pengaruh baik bagi dunia pendidikan, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Salah satunya, yaitu, kontribusinya melalui EXPO Festival DTIK 2023 silam yang bertujuan untuk mengedukasi teknologi informasi dan komunikasi demi menumbuhkan perkembangan ekonomi kreatif di Denpasar.
Melalui ajang tersebut, MilleaLab meraih banyak apresiasi dari banyak pengunjung. “Pengunjungnya rela mengantri, mereka antusias dan kebanyakan bilang seru sih. Ya menjadi langkah potensial di ajang ulang tahun kota Denpasar untuk masyarakat umum, terutama para peserta didik yang hadir,” ucap I Komang Deny Supanji, S. Pd. sekaligus menekankan bahwa hal tersebut memotivasi pendidik untuk menerapkan VR di kelas.
Selain pada pengunjung festival, dampak implementasi MilleaLab pada praktik belajar mengajar turut berimbas kepada peserta didik di SMKN 1 Denpasar. I Wayan Sudiatmika, S. Pd. mengatakan, “Sangat berdampak pada pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Mereka menyampaikan secara langsung kalau daya serap dan pemahamannya saat di kelas itu lebih meningkat.” I Komang Deny Supanji, S. Pd. menambahkan, “Peserta didik jadi dimudahkan juga ya karena kita bisa menggunakan handphone.”
Dengan demikian, berbicara mengenai Pendekar VR sebagai program pengembangan potensi diri pendidik dengan metode dan konten VR di MilleaLab akan menuntun pada sebuah harapan didalamnya. Begitupula dengan I Wayan Sudiatmika, S. Pd. dan I Komang Deny Supanji, S. Pd. yang memiliki harapan terhadap Pendekar VR. “Pendekar VR harus menjaga konsistensi, kalau tidak ada event semacam Festival DTIK 2023, kembali berkolaborasi dengan Pendekar VR di provinsi masing-masing,” ucap I Komang Deny Supanji, S. Pd. yang diteruskan oleh I Wayan Sudiatmika, S. Pd., “Perlu ada kegiatan untuk saling sharing ide dan penyegaran kembali di tahun-tahun ajaran baru agar anggota Pendekar VR semakin termotivasi lagi.”
Comentários