top of page

How to Implementing VR in The Classroom #6: Praktik Baik Roni Yulianto, S.Pd., M.Kom., SMK Negeri 1 Kepahiang, Bengkulu



“Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. merupakan salah satu anggota Pendekar VR yang aktif dalam menyebarkan praktik baik implementasi VR di dunia pendidikan. Mulai dari penyebaran dampak baik di ruang kelas hingga ke berbagai sekolah di Bengkulu.”



Kali ini, series dari How to Implementing VR in The Classroom telah sampai pada episode yang ke-6 mengenai perjalanan Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. dari SMK Negeri 1 Kepahiang, Bengkulu. Sebagai Wakil Kepala Sekolah, Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. selalu berusaha untuk mengedepankan kompetensinya beserta rekan pendidik di sekitarnya terkait implementasi penggunaan teknologi Virtual Reality (VR) di ruang kelas. Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. menyampaikan, “Pertama kali saya mengenal teknologi VR untuk pembelajaran itu ketika IGI bersama MilleaLab (Ikatan Guru Indonesia) sempat mengadakan webinar dan pelatihan terkait implementasi VR di dunia pendidikan.”


Selain itu, Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. mengaku bahwa SMKN 1 Kepahiang secara langsung mendukung penuh inisiasi untuk pembelajaran VR dengan penyediaan 12 kacamata VR. “Saya tertarik untuk menerapkan VR di pembelajaran ruang kelas. Saat ini, alhamdulillah sudah saya terapkan dan teman-teman pendidik di sekolah juga tertarik untuk belajar mengenai VR MilleaLab ini,” ujar Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. Dalam konteks penyebaran dampak baik pembelajaran VR yang membawa ketertarikan di kalangan pendidik, Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. turut rutin mengunggah berbagai praktik baik yang ia laksanakan di media sosial. Hal tersebut mendapatkan respon baik dari banyak pihak, termasuk SLCC PGRI yang mengundangnya untuk berbagi materi pembelajaran VR.


“Keingintahuan peserta didik jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) itu jadi semakin antusias saat belajar jika menggunakan VR. Ya, biasanya saya menghabiskan satu sampai dua minggu untuk pembuatan satu konten pembelajaran VR,” ucap Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. Dengan pengajaran VR di jurusan TKJ selama satu hari penuh dalam seminggu, Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. mengatakan bahwa tantangan terbesar yang ia hadapi adalah kompetensi pembuatan konten pembelajaran VR yang masih belum maksimal. “Teknologi VR dalam pembelajaran seperti MilleaLab ini sempat saya perkenalkan ke Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu dan beliau menyambut baik hal tersebut demi kompetensi pendidik di bidang teknologi VR yang mumpuni,” tegas Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom.


Terlebih, sambutan daripada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu tersebut secara langsung mengarahkan Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. untuk mensosialisasikan praktik baik implementasi VR di dunia pendidikan ke sekolah-sekolah yang berada di daerah. “Yang menjadi fokus saya adalah pelatihan demi pelatihan terkait pembuatan konten VR yang harus saya ikuti. Dengan demikian, pengembangan kompetensi saya di bidang pendidikan VR akan semakin terasah dan berdampak,” ucap Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. Pada akhirnya, gelar sebagai Duta Teknologi Provinsi Bengkulu 2021 pun merupakan salah satu motivasi bagi Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. untuk terus beradaptasi terhadap perkembangan kecanggihan teknologi.


“Saya sempat menjadi Duta Teknologi Provinsi Bengkulu Tahun 2021 dan itu menjadi tantangan yang harus saya selesaikan. Nantinya, ketika ada pendidik yang menanyakan kepada saya terkait implementasi penggunaan VR, saya dapat memberikan jawaban yang memuaskan,” ujar Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. Ketika pendidikan dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang mengarah kepada perkembangan teknologi imersif seperti VR, MilleaLab secara langsung menggerakan para pendidik untuk berbagi praktik baik. Implementasi penggunaan VR di ruang kelas oleh Roni Yulianto, S. Pd., M. Kom. hanyalah sebagian kecil daripada keseluruhan dampak imersif penggunaan VR.


bottom of page