Kecanggihan teknologi di era industri 4.0 telah membawa arus baru ke berbagai ranah kehidupan, mulai dari entertainment, bisnis hingga pendidikan. Oleh sebab itu, inovasi teknologi mumpuni kini menduduki peran sebagai penunjang kehidupan masyarakat luas. Salah satunya, yakni teknologi imersif Virtual Reality (VR).
Sederhananya, VR merupakan sebuah simulasi dunia nyata dengan penggambaran 3D yang memungkinkan penggunanya berinteraksi satu sama lain secara real time. Teknologi VR memiliki dua komponen utama, yaitu interaktivitas dan sensasi kehadiran pengguna di dunia virtual. Pada dasarnya, komponen-komponen inilah yang menjadi modal pengaplikasian teknologi VR di beragam industri, termasuk pendidikan.
Penerapan teknologi imersif VR di zaman modern ini, dapat dikatakan lebih praktis dibandingkan sebatas hipotesis. Dengan kata lain, teknologi imersif adalah teknologi yang solutif, tidak hanya mengedepankan konseptual sebagai outputnya. Sehingga, banyak peneliti yang melakukan penelitian terhadap penerapan VR pada industri pendidikan, terutama sains. Pada kenyataannya, inovasi teknologi pendidikan (EdTech) mutakhir berkontribusi dahsyat terhadap perkembangan pendidikan di dunia. Hal tersebut menjadi acuan bagi para peneliti.
Salah satu penelitian Matovu, Ungu, Won, Tsai, Treagust, Mocerino, Tasker (2022) tentang penerapan VR di sektor pendidikan yakni berjudul Virtual Reality Imersif untuk Pembelajaran Sains: Desain, implementasi, dan Evaluasi. Penelitian tersebut bertujuan menelaah para pengajar sains dalam mendesain, mengimplementasikan, serta mengevaluasi pembelajaran berbasis teknologi imersif VR melalui 64 studi pada 2016 hingga 2020.
Kapabilitas yang interaktif serta visualisasi yang hebat dari teknologi VR menjadi faktor utama penelitian ini dilaksanakan. Perolehan tersebut menunjukkan perwujudan dampak positif pembelajaran sains melalui teknologi VR, yaitu peningkatan minat belajar dan hasil pembelajaran peserta didik. Realisasi dari dampak tersebut tercapai melalui fitur imersif VR yang membolehkan peserta didik berinteraksi dengan objek yang disertai lingkungan virtual yang realistis.
Secara langsung, dunia virtual menawarkan grafik yang ciamik dan fitur interaktif bagi peserta didik untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi Sains. Kendati demikian, pemahaman pendidik dalam menguasai fitur-fitur unik teknologi VR turut memegang peran dalam praktik belajar mengajar. Lebih lanjut, penelitian tersebut menyimpulkan beberapa alasan penerapan teknologi imersif VR untuk pembelajaran Sains;
Visualisasi konsep abstrak
Secara ilmiah, sains merupakan pembelajaran dengan konsep abstrak. Banyak hal yang sukar divisualisasikan seperti tata surya, anatomi, bakteri, dan sebagainya. Teknologi VR mengatasi permasalahan tersebut.
Meningkatkan pengalaman belajar
Pengalaman belajar melalui dunia virtual 3D seolah-olah terasa seperti di dunia nyata tentunya memberikan kesan menyenangkan bagi peserta didik.
Pengembangan kemampuan praktik
Selain konsepnya abstrak, sains meminta peserta didik melakukan banyak eksperimen terkait zat kimia dan eksperimen lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui dunia virtual dengan penghematan biaya dan tempat.
Wisata virtual
Teknologi imersif VR sekali lagi memberikan solusi nyata terhadap keterbatasan biaya, waktu dan tempat. Ketika peserta didik harus mempelajari sains di tempat yang jauh sekalipun dapat dikunjungi melalui VR.
Menyediakan pembelajaran First-Person
Beberapa studi menyimpulkan bahwa manusia tidak bisa menjadi manusia lainnya. Namun hal itu dapat dilakukan melalui teknologi VR. Dengan demikian, cara berfikir sekaligus cara pandang peserta didik terhadap masalah dan hal menjadi lebih bijak.
Teknologi imersif VR memberikan solusi nyata terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat luas, terutama pendidikan. Dengan melibas semua masalah pada keterbatasan akses, inovasi teknologi VR berdiri tegak sebagai penerobos teknologi pendidikan (EdTech). Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa teknologi adalah portal inovatif sekaligus solutif bagi peserta didik terhadap pembelajaran Sains.
Comments