
Secara umum, teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) masih belum banyak menempatkan wujudnya pada wadah serius. Namun, hal ini terbantah pada kenyataan bahwa teknologi imersif ini merambah ke aspek profesional sebagai penunjang pekerjaan. Salah satunya yakni penerapan teknologi VR dan AR pada arsitektur, teknik, dan konstruksi.
Pada dasarnya, VR merupakan teknologi yang menghilangkan batas antara dunia nyata dan dunia virtual. Sedangkan, AR adalah teknologi yang meningkatkan pengalaman dunia nyata melalui lapisan informasi beserta khayalan digital. Penerapan inovasi teknologi mahir ini telah banyak membantu berbagai bidang kehidupan termasuk kegiatan pembelajaran, hiburan, bahkan ranah profesional.
Kemampuan teknologi VR dan AR dalam memvisualisasikan dunia virtual dengan objek 3D menjadikannya platform sesuai untuk arsitektur, teknik, dan konstruksi. Ketiganya membutuhkan ilmu logika dengan konsep ruang, bentuk, susunan yang berkaitan satu dengan lainnya. Teknologi imersif seolah-olah menawarkan wujudnya sebagai fondasi kokoh terhadap ranah profesional. Lebih lanjut, penerapan teknologi VR dan AR dalam bidang profesional tersebut telah diteliti secara mendalam oleh beberapa peneliti.
Penelitian Delgado, Oyedele, Demian, Beach (2020) berjudul Agenda Penelitian untuk Augmented Reality dan Virtual Reality dalam Arsitektur, Teknik dan Konstruksi menjadi sebuah penelitian yang menunjukkan betapa pacaknya teknologi VR dan AR sebagai penopang pendesainan serta konstruksi. Dengan tujuan menganalisa kasus penggunaan VR dan AR pada bidang spesifik, para peneliti tersebut menyimpulkan 6 manfaat VR dan AR pada sektor Architecture, Engineering, Construction (AEC);
Minat pemangku kepentingan
Teknologi AR dan VR menarik minat klien, publik, dan pemangku kepentingan melalui representasi aset bangunan yang lebih realistis.
Dukungan desain
Desainer terbantu melalui AR dan VR untuk mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan desain mereka sekaligus menganalisa hasil akhir dari desain mereka.
Tinjauan desain
AR dan VR membantu meninjau isu-isu desain melalui cara yang jauh lebih efisien.
Dukungan konstruksi
AR dan VR mendukung perencanaan konstruksi, proses konstruksi, hingga keamanan dari konstruksi bangunan yang sedang dilaksanakan.
Operasi dan manajemen
AR memegang peranan penting dalam memberikan informasi kepada pekerja untuk mengoperasikan dan memanajemen fasilitas tertentu. Di sisi lain, VR memegang peranan sebagai cara mengoperasikan dan memanajemen fasilitas tersebut dari jarak jauh melalui lingkungan imersif.
Pelatihan
AR dan VR menghemat pembiayaan untuk pelatihan dan menjamin keselamatan pelatihan karena mengandalkan simulasi di dunia virtual.
Teknologi VR dan AR merupakan inovasi canggih umat manusia pada industri teknologi. Teknologi bersifat adaptif, begitu pula dengan respon manusia terhadap hal tersebut. Penerapan teknologi imersif VR dan AR untuk matematika, spesifiknya arsitektur, teknik, konstruksi membuktikan bahwa teknologi harus menjadi solusi terhadap suatu permasalahan.
Pada akhirnya, pemanfaatan teknologi imersif tidak sepenuhnya membosankan. SHINTA VR, pionir teknologi imersif Indonesia, memberikan kontribusinya terhadap teknologi pendidikan melalui MilleaLab. MilleaLab menunjukkan sebagaimana mestinya teknologi imersif dimanfaatkan yakni mudah digunakan, menyenangkan, dan solutif.
Comments