top of page

MilleaLab Exclusive Webinar:Konsep & Implementasi Artificial Intelligence di Dunia Pendidikan



“Webinar Eksklusif MilleaLab secara langsung menjadi ruang diskusi bagi Andrew Steven Puika bersama para peserta webinar. Konsep dan implementasi Artificial Intelligence berpotensi menunjang dunia pendidikan ke arah yang lebih positif.”



Seiring dengan perkembangan zaman, Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin mendekati kehidupan kita, termasuk dunia pendidikan. MilleaLab menginisiasi sebuah webinar eksklusif bertajuk “Konsep dan Implementasi Artificial Intelligence di Dunia Pendidikan” demi mengoptimalisasi inovasi teknologi AI ke arah positif. Andrew Steven Puika, selaku pembicara utama dari webinar ini yang juga adalah Chief Technology Officer SHINTA VR, membuka presentasinya dengan menyampaikan bahwa ia telah tertarik untuk mengulik teknologi AI selama beberapa tahun belakangan. “Apakah kita mesti takut dengan AI, jawabannya antara iya dan tidak,” ujar Andrew.


Andrew melanjutkan, “Iya, karena AI berpotensi untuk membuat kita menjadi manusia kuno jika kita tidak beradaptasi terhadapnya. Sedangkan tidak perlu takut karena AI hanya akan ahli pada satu bidang tertentu.” Misalnya, ketika kita menyaksikan AI yang mampu mengendarai mobil secara otomatis tentunya tidak dapat mengisi bensin sendiri. Meskipun AI cerdas, AI tidak memiliki kesadaran. Andrew secara tegas mengajak para pendidik di seluruh Indonesia untuk yakin bahwa kitalah yang memegang kendali atas AI itu sendiri. “Cara memahami AI adalah dengan menganggap AI sebagai asisten kita. AI hanyalah alat untuk menunjang keefektifitasan kita,” tegas Andrew.


Lebih lanjut, webinar eksklusif yang MilleaLab adakan secara langsung menjadi ruang diskusi aktif bagi Andrew dan para peserta webinar. Menurut Andrew, kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran sangat bervariatif. Proses pembelajaran tentu akan lebih terpersonalisasi oleh sebab peran AI dalam pendidikan. “Pengalaman belajar peserta didik akan jauh terpersonalisasi dan juga AI membantu pendidik untuk menganalisa kesulitan peserta didik saat belajar dengan waktu yang singkat,” ucap Andrew. Selain itu, AI juga memberikan kontribusi signifikan terkait pengotomatisasian tugas-tugas administratif sekolah. Kendati demikian, Andrew tetap percaya bahwa peran pendidik tidak dapat tergantikan oleh AI sama sekali.


“Ada banyak hal yang tidak bisa AI lakukan, yakni dengan kita menjadi lebih bijak. Pendidik tuh tidak bisa menggunakan ideologi lama lagi untuk mendidik peserta didik karena peserta didik akan selalu lebih pintar dalam mencari jalan pintas untuk nilai maksimal,” ucap Andrew. Adapun 10 poin utama yang Andrew paparkan mengenai Wise Teacher Qualities antara lain komunikator yang kuat, pendengar baik, fokus terhadap kolaborasi, mudah beradaptasi, menarik, menunjukkan empati, sabar, menjunjung tinggi pembelajaran dunia nyata, membagikan pengalaman terbaik, dan pembelajar seumur hidup. Pemaparan konsep dan implementasi AI di dunia pendidikan oleh Andrew pun mengundang antusias para peserta untuk mengajukan pertanyaan di sesi Q & A.


Ketika berbicara mengenai ketakutan para pendidik terhadap implementasi AI nantinya, salah seorang pendidik menanyakan cara agar kita bisa menerima AI di kehidupan pendidikan kita. Andrew menjawab, “Saat ini, ketakutannya hanya masih dalam bentuk rumor. Ketika sudah banyak yang mencoba, tentunya ketakutan tersebut akan berkurang. Akan lebih baik waktu pendidik itu dihabiskan untuk belajar memanfaatkan AI dibandingkan melakukan penilaian assessment secara manual.” Pada akhirnya, AI masih tergolong sebagai inovasi teknologi yang mahal untuk dikembangkan. Oleh sebab itu, banyak platform-platform AI yang mengharuskan pengguna membayar untuk menggunakannya. Andrew percaya bahwa AI akan menjadi lebih murah di kemudian hari dan dapat diakses oleh banyak orang.


bottom of page