top of page

Pengaruh Simulasi Virtual Reality terhadap Pembelajaran dan Motivasi Mahasiswa Kedokteran dalam Instruksi Parasitologi Manusia



“Penelitian Gao, Qiu, Chen, Li, Ji, dan Zhang (2023) tentang pengaruh simulasi VR terhadap pembelajaran dan motivasi mahasiswa kedokteran dalam instruksi parasitologi manusia merupakan salah satu bukti nyata bahwa VR mampu meningkatkan kualitas satu mata kuliah spesifik secara efektif. Teknologi Virtual Reality selalu memberikan pengaruh signifikan dari waktu ke waktu.”



Kehadiran berbagai inovasi teknologi canggih seperti Virtual Reality (VR) telah memberikan banyak pengaruh signifikan terhadap sejumlah bidang pembelajaran di dunia pendidikan. Penelitian Gao, Qiu, Chen, Li, Ji, dan Zhang (2023) tentang pengaruh simulasi VR terhadap pembelajaran dan motivasi mahasiswa kedokteran dalam instruksi Parasitologi Manusia terwujud untuk menyelidiki dampak dari kegiatan pembelajaran berbasis simulasi pada nilai tugas subjektif mahasiswa dalam mata kuliah terkait Morfologi Medis Parasitologi Manusia. Para peneliti tersebut percaya bahwa dampak VR terhadap pembelajaran memang sudah sangat baik, tetapi eksplorasi dampak terhadap materi pembelajaran spesifik masih sangat jarang terealisasikan.


Selanjutnya, penelitian tersebut mengandalkan metode studi eksperimental yang melibatkan 113 mahasiswa kedokteran, khususnya mahasiswa yang mengambil mata kuliah Parasitologi Manusia. Pada dasarnya, Parasitologi Manusia adalah subjek yang penting dalam bidang kedokteran dasar, yang tidak hanya mencakup dasar-dasar morfologi patogen tetapi juga praktikum kompetensi yang terkait dengan diagnosis laboratorium dan penyakit pencegahan dan pengendalian penyakit. Dalam konteks inilah, relasi antara teknologi imersif, yakni teknologi VR dan bidang pendidikan ilmu kedokteran terjalin.


Satu konten pendidikan yang ditampilkan melalui simulasi VR dalam penelitian ini adalah simulasi adegan epidemi ‘schistosomiasis’ di Afrika. Di dalamnya, terdapat empat modul pembelajaran yang terdiri dari Latar Belakang, Pemeriksaan dan Pengobatan Penyakit, Deteksi dan eliminasi keong, dan Pendidikan Kesehatan. Di bagian akhir setiap modul, para mahasiswa menjawab beberapa pertanyaan pilihan ganda untuk menguji pemahaman tentang isi modul tersebut. Butuh waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan seluruh aktivitas simulasi VR. Setelah menyelesaikan simulasi, mahasiswa diberikan penilaian komprehensif, termasuk evaluasi skor dan analisis kesenjangan pengetahuannya.


Tidak hanya itu, 113 mahasiswa yang berpartisipasi tersebut dibagi ke dalam dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok simulasi dan kelompok kuliah. Kelompok simulasi belajar menggunakan VR, sedangkan kelompok kuliah akan mengandalkan perkuliahan secara daring. Kedua kelompok tersebut secara bersamaan akan melewati tahap pre-test, test, post-test, dan delayed-test yang dilaksanakan 3 minggu setelah post-test. Nyatanya, perbedaan hasil antara kelompok eksperimen dan kelompok kuliah tercatat sangat signifikan.


Hasil penelitian Gao, Qiu, Chen, Li, Ji, dan Zhang (2023) menunjukkan bahwa ada  perbedaan signifikan dalam nilai tes pasca-intervensi mahasiswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (kelompok kuliah). Mahasiswa dalam kelompok eksperimen pun jauh lebih unggul dalam mempertahankan pengetahuan secara signifikan lebih baik daripada mahasiswa yang berada di kelompok kuliah. Hasil ini tercatat berdasarkan delayed-test yang terlaksana 3 minggu setelah post-test. Terakhir, untuk kelompok simulasi, terdapat peningkatan yang signifikan pada nilai tugas subjektif mahasiswa setelah intervensi. Nyatanya, simulasi VR berpengaruh secara signifikan sekaligus menyeluruh mulai dari penilaian sebelum ujian, hasil ujian, evaluasi, hingga materi pembelajaran yang sampai ke otak setelah tiga minggu menggunakan VR.


Pada akhirnya, penelitian Gao, Qiu, Chen, Li, Ji, dan Zhang (2023) yang berjudul “Effects of virtual reality simulation on medical students’ learning and motivation in human parasitology instruction: a quasi-experimental study” sampai pada sebuah kesimpulan menarik. Hasilnya, pembelajaran berbasis simulasi VR tidak hanya mengarah pada pembelajaran yang unggul tetapi juga meningkatkan subjektif mahasiswa. Penelitian ini menawarkan wawasan yang berharga dalam merancang pengalaman belajar berbasis simulasi yang efektif dalam pendidikan kedokteran dan memiliki implikasi praktis yang signifikan bagi para pendidik dan profesional medis. Mahasiswa pada mata kuliah Morfologi Medis Parasitologi Manusia terbukti menjadi lebih unggul dalam segala aspek jika melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan teknologi VR.

bottom of page